Hari ke 26 Ramadan 1438

 “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah…. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah: 18)

Saat muka jatuh menyimbah bumi, bertamu muka dan tanah, sayu. Berderai hati yang selama ini ditutupi dengan fisik yang digagahkan untuk terus tampak kuat di mata manusia. 

Sejak akhir-akhir ini, dalam tempoh ramadan ini jua, terlalu banyak karenah manusia yang bermacam ragam yang mencuit, menumbuk lantas kini merobek hati. Rupanya bermuamalah dengan manusia memenatkan. Memang benar, kita boleh mencintai dan mencari kebaikan manusia itu, tapi kita tidak lari untuk rasa disakiti dan asyik terserempak dan dibukakan keburukan demi keburukan manusia itu.

Sebab itu, hati itu meronta penawar. Merayu dan membujuk utk sebuah dermaga kebahagiaan. Qalbun salim. 

Dan the heart found its way home at last, to be safe and sound in the hands of Allah.

Teringat pada minggu awal ramadan, seorang ukhti berkongsi muat turun status seorang ukhti lain, tentang terikatnya hati dengan masjid. 

Jangankan sebab bacaan imam yang syahdu, imam yang baca seringkas qul huwallahu ahad, sesuai dengan keinginan kita yang ingin cepat-cepat aje habiskan terawih ataupun alat penghawa dingin yang tip top mahupun desaign superb masjidlah yang menjadi asbab kita pergi ke masjid itu tetapi ikatlah hati kita dengan pemilik rumah Allah itu sendiri. Semata-mata.

“Ada 7 golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah; salah satunya ialah seseorang yg hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Saat ini, detik kian berlalu dan tanpa disedari, sudah hampir mencecah enam tahun menjalani kursus perubatan ini. Siapa sangka, diri ini akan menghabiskan ijazah di negeri yang dijuluki dengan kota seribu menara. At first, the fame didnt catch my attention, i ws more to refer Egypt as ardhul kinanah or bumi yang adanya jejak musa dan ada juga jejak firaun. But now, I think the seribu menara thingy actually suits Egypt a lot more. 

Menara refers to the masjid's tall building. Its used by the muazzin to call upon muslims five times a day to submit to Allah alone. In the past it was also used as a safety measure, to actually look afar incase enemies were pouncing on them.

It was said that once a man tried to count the tall minarets in Cairo and found out that all of them nearly mounted the value of a thousands thus thats why its called as so. But nevertheless, without counting, we could admit that there are countless of masjid here. 

In Alexandria to be specific, around my own neighbourhood there up to 15 masjid and maybe more. And thats what I am keen to write as my 26th catatan ramadan. This year, i havent put an intention to actually masjid hop, but i have been to countless masjid and each masjid will give that feeling of serenity and excitement of its own. 

Whether the imam itself can beautifully invite us to indulged in the words of Allah. They read calmly, peaceful and enough to make eye streak without realising. 
Some masjid i went, the jemaah/para makmum are so nice and enthusiastic enough to want to liven up the masjid, imarahkan masjid dengan bermacam-macam events, ada yang buat liqa tadarrus tersendiri, ada yang tilawah terusan, ada yang terus menerus bermuhasabah di atas tikar sejadah. 
And some masjid have open air area and had such surrounding where, you could feel the cool air breeze on your face and give that natural smell of fresh air, and some masjids had nice carvings of the names of Allah, doa quotes from the quran, and some had good reminders, such as to read doa before entering and leaving the masjid, what to read as azkar after solat, and even to niat iktikaf!

Tapi like i said, don't let these external factors dismiss the one and only reason for us to be in love with masjids. 

“Sesiapa membangun masjid bagi Allah mencari ridha Allah, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Bukhari Muslim)

Maka terus siap menjadi pemuda yang terus mencintai masjid hanyalah unk peroleh keredhaanya. Let that heart lead your way to find peace in the House of Allah, in the midst of this messy world. 

Akhir kata, masih berbaki hari-hari untuk buatkan 'bento' atau mencari bekalan untuk sampai ke Ramadan yang seterusnya. 

Berpuasalah bagi yang mampu, berdirilah untuk solat malam, lantunkan kalam-kalam ilahi, dan tadahlah tangan mu untuk meminta dari pencipta, 

Pintalah, rintihlah, mintalah pada Allah,  sesungguhnya kita semua butuhkan sebuah kemaafan dari Sang Pemilik Cinta dan Sang penakluk bumi serta seisinya ini.

"Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, kerana takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? " (Az Zumar : 9)


Comments

Popular posts from this blog

the diary of a wirawati

light upon light in Ramadan.

KTT's most wanted