Posts

Showing posts from April, 2014

Tanyalah hati, apa kata dia.

I do not realise that sometimes, I try to put on the best behaviour to please people, Instead of pleasing My Lord. Kata an ukhti, Dalam surah ghafir, allah mention seksaan-seksaan yang ngeri, Yang akan berlaku dalam neraka, Kerana Allah bersifat pengampun,  Allaj nak ajar kita to not even reach hellfire, By telling us whats in it first, So that we think before accidently doing a sin, And dalam surah al insaan, Allah mention nikmat-nikmat syurga, Yang banyak amat, Kerana Allah nak bagi peluang semua jenis manusia atas muka bumi, Masuk syurga beramai-ramai, Dengan syarat, Bertauhidkan Dia. allah :') Never have a I come across such beautiful relations, Of Allah, Whom I rarely act sincerely, Di kala kita dilanda iman yang yankuz(futur), Allah sends us comfort by saying Dialah yang maha pengampun  And by giving a chance to segenap aspek manusiawi  To seek truth, pleasure it and return to Allah full heartedly. allah, indeed i need you close to me.

keep writing in circles

you wouldn't know who you are until you write, what you write, reflects the inner you. does it really show the real you? what if you write for the sake of writing goodness? i do not actually go with the saying fake it till you make it, but anyway, its something to do with it. let me tell you something, recently, i texted my adik usrah, well she actually texted me first to tell about the condition that i'm about tell now, we were going to handle a mabit, to my adik-adik usrah and my usrah neighbours, and it happened to me the date clashed with their picnic, and some choose to not go over preparing for the so-called-long-ago-planned-picnic, and there were still some who insisted to go to mabit, and some who were caught in their own anger saying that mabit was not something to be forced, and she told me the conversation went on and on, from her part, she really wanted to go to mabit, because it is part of makanan rohani, and she said, bukan ke, kalau k

fourteen fourteen

melihat detik jam berlalu, menghampiri jam dua belas, bermain sebuah ceritera di layar fikiran, pernah suatu ketika dulu, jam dua belas itu ada signifikannya, kerna pernah membesar dengan cerita-cerita disney, maka jam dua belas itu waktu untuk si gadis cinderella, menunggu jejaka idaman putera kayangan, datang menyelamatkannya dari terus menjadi hamba abdi ibu tiri sewaktu majlis tari menari itu, kepada menjadi puteri di dalam istana yang gah itu! kini apabila sudah melangkah ke alam dewasa, jam dua belas itu ada signifikannya, kerna sudah membesar dengan alam dakwah tarbiyyah, maka jam dua belas itu waktu untuk seorang abdullah, menunggu Sang kekasih yakni Sang pencipta, datang dan menyelamatkan diri dari cengkaman dunia yg penuh kezaliman, sewaktu dalam qiamnya itu, sehingga bertemu mata di dalam syurgaNya yang abadi! itulah aku dulu, dan inilah aku sekarang. tiada beza pada plot, tapi berbeza pada watak dan fikrah, dua-dua cinderella dan abdullah ingin di